(Sebuah Tulisan Merefleksi Hari Pendidikan Nasional 2019)
Pendidikan Nasional yang sedang kita nikmati hari ini secara sejarah merupakan warisan pendidikan kolonial, Pemerintah Hindia Belanda mengenalkan sistem pendidikan berjenjang seperti saat ini yang dimulai dengan pendidikan dasar lalu dilanjutkan dengan pendidikan menengah dan berakhir dengan pendidikan tinggi.
Dalam era kebangkitan nasional hingga era perjuangan merebut kemerdekaan telah mencatatkan sejarah bahwa setiap tokoh pergerakan nasional sangat peduli terhadap pendidikan rakyat. Sebut saja HOS Tjokroaminoto, Tan Malaka, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, Tjipto Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), bahkan sosok Soekarno sekalipun pernah terjun langsung memberikan pendidikan kepada rakyat.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diraih, arah Pendidikan Nasional semakin diperkuat dengan mendirikan departemen khusus pendidikan serta menunjuk Tokoh Ki Hadjar Dewantara sebagai menteri pengajaran yang pertama. Pendidikan Nasional Indonesia pernah mengalami masa kejayaan ketika era orde lama sering dijadikan rujukan studi banding dari negara-negara tetangga termasuk Malaysia.
Namun belakangan ini Pendidikan Nasional kita malah tertinggal oleh negara-negara tetangga yang dulu pernah belajar dari kita. Dilansir dari ( https://www.diedit.com/sistem-pendidikan-terbaik-di-dunia/ ), maka kita harus bekerja keras bersama menyelesaikan PR Pendidikan Nasional yang sudah sangat menumpuk agar peringkat pendidikan kita bisa masuk 10 besar terbaik di dunia. Nampaknya perlu kerja ekstra keras untuk bisa mewujudkannya.
Sistem Pendidikan Nasional kita merupakan kesatuan dari berbagai unsur yang harus bersinergi mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional itu, unsur terpenting yang menjadi kunci kemajuan pendidikan adanya di guru. Sebesar apapun alokasi anggaran pendidikan atau sebagus apapun konsep sebuah pendidikan tidak akan bisa terwujud jika guru belum mendapatkan posisi istimewa dalam kehidupan yang ada.
Berikut Kunci Memajukan Pendidikan yang coba penulis persembahkan dalam tulisan ini :
1. Muliakanlah Guru
Setiap orang yang memilih guru sebagai profesi, pada prinsipnya merupakan panggilan hati untuk memperbaiki kondisi negeri. Orang yang berprofesi sebagai guru biasanya rela datang lebih awal serta pulang paling akhir untuk menuntaskan segala tugas pokok, fungsi serta kewajibannya. Tak jarang para guru lebih mementingkan peserta didiknya daripada dirinya bahkan keluarganya. Bahkan ada guru yang tak sempat untuk sekedar sarapan karena jauhnya jarak rumah menuju tempat tugasnya.
Sudah selayaknya dari uraian tersebut Guru mendapatkan kemuliaan dari peserta didik maupun orangtua yang anaknya diberikan pendidikan maupun pengajaran layaknya anak sendiri. Guru tidak minta bintang jasa dari negara, guru pun tidak minta fasilitas yang mewah dari pemerintah yang ada. Namun guru hanya minta diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada terutama para pemangku kebijakan agar posisi guru mendapat kemuliaan.
Guru tidak akan meminta sesuatu dari peserta didik yang di didiknya, namun guru hanya menginginkan agar peserta didik tersebut menghormatinya dengan budaya 6S yakni senyum,sapa,sopan,santun,salam dan salim. Karena ada keberkahan ilmu dan kehidupan dari setiap kemuliaan dan penghormatan yang diberikan.
2. Bahagiakan Guru
Kunci yang kedua untuk memajukan pendidikan nasional kita yaitu dengan menghadirkan kebahagiaan bagi para guru. Jika negara belum mampu mensejahterakan guru-gurunya, minimal negara menghadirkan kebahagiaan untuk mereka. Sudah selayaknya guru harus bahagia, karena dengan kondisi bahagia maka guru akan menularkan energi-energi positif di sekolah tempat tugasnya.
Guru yang bahagia akan merasa enjoy pada saat dikelas dan guru yang enjoy akan membuat peserta didik merasa nyaman belajar bersamanya. Bila kita lihat berita tentang nasib guru honorer atau nasib guru swasta di daerah-daerah pelosok di Indonesia. Nampaknya sudah sangat Wajib Negara bersama pemangku kebijakan di daerah menghadirkan kebahagiaan bagi mereka
3. Mudahkanlah Urusan Guru
Kunci terakhir memajukan pendidikan nasional yaitu dengan cara memudahkan segala urusan guru, selama ini guru lebih sering disibukkan dengan urusan administrasi dari pada melaksanakan tupoksi. Perangkat pembelajaran yang selalu berubah, kurikulum yang masih buram arahnya serta kebijakan-kebijakan yang terkadang membuat guru harus berkali-kali mengelus dada.
Sudah saatnya para penyelenggara pendidikan baik tingkat negeri ataupun swasta berupaya untuk memudahkan segala urusan guru yang berkaitan dengan profesi maupun kehidupan pribadinya. Guru yang sudah berbuat dengan maksimal seharusnya mendapatkan pelayanan yang maksimal pula.
Jika ketiga kunci yang terdiri dari :
1. Memuliakan Guru
2. Membahagiakan Guru
3. Memudahkan Guru
Bisa diwujudkan dengan baik oleh seluruh penyelenggara pendidikan baik tingkat sekolah ataupun negara, maka indeks pendidikan kita insyaallah akan mengalami kenaikan yang signifikan dengan sendirinya untuk bisa bersaing dengan dunia pendidikan internasional.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2019
”Bahagiakan Guru, Pendidikan Maju”
Salam Literasi,
Hadi Hadede
Guru SMA Islam Al-Azhar Kelapa Gading