SUNTER JAKARTA UTARA, TK INTAN dan TBM Deni Rumah Baca Ikut Mendukung Pelaksanaan Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku (GERNAS BAKU) pada tanggal 05 Mei 2018, sasarannya orangtua anak usia dini dan masyarakat di Sunter Agung Jakarta Utara.
Adapun tujuan gerakan nasional orang tua membacakan buku di TK Intan yaitu untuk membentuk karakter anak dengan membaca buku. diharapkan gerakan nasional orang tua membacakan buku (GERNASBAKU) dapat menumbuhkan tradisi membaca pada anak sejak usia dini, meningkatkan kemampuan komunikasi, menyampaikan ide anak, jiwa imajinasi, daya pikir anak, mempererat hubungan sosial-emosi orang tua dan anak serta membangun rasa ingin tahu pada anak. untuk memperkuat karakter anak melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan semua warga sekolah.
Sangatlah penting kita membangun tradisi membaca buku kepada anak, dengan cara membacakan buku bergambar, bercerita ataupun mendongeng dan story telling untuk anak-anak. Karena dengan membaca, pintu pengetahuan akan terbuka. Gerakan untuk percepatan keaksaraan anak di TK Intan. GERNAS BAKU. Segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa harus disesuaikan dengan perkembangan anak menurut kodratnya, sebab pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha pemberian pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri dan sejak dini mampu mengembangkan kemampuan litrasi usia dini.
Sebab buku merupakan peta dunia dan membaca merupakan kebutuhan sekarang hingga yang akan datang, perlu disadari kekuatan membaca mampu menembus cakrawala dunia, salah satu langkah untuk membuka dan membagun tradisi membaca pada anak usia dini. yaitu peranan semua orang tua sangat penting agar mau menanamkan tradisi membaca pada dirinya sendiri.
Tradisi membacakan buku dengan menggunakan bahasa alamiah. Agar anak mudah menelaah buku yang dibacakan oleh orang tua. dengan melibatkan semua orang tua agar anak-anak TK Intan di bekali kegiatan yang sederhana dengan melibatkan langsung pada aktivitas yang berkaitan dengan membaca. seperti melihat langsung buku yang dibacakan, maka anak akan memperoleh kemampuan yang merupakan prasyarat penting untuk mengembangkan tradisi membaca dan membagun budaya pra membaca anak PAUD. Kegiatan membaca nyaring memiliki pengaruh positif, seperti mempererat hubungan kasih- sayang orang tua dan anak, mengenalkan anak pada bahasa lisan dan tulis, meningkatkan kemampuan berbahasa anak, membuat anak menikmati dunia belajar di TK Intan sebagai tempat hiburan edukatif yang menyenangkan, sekaligus memperluas wawasan dan pengetahuan anak. mampu mengembangkan kemampuan litrasi awal, yaitu :
- Literasi Pra Membaca di TK Intan dengan cara menanamkan budaya bahasa nasional, teknik bercerita dan membaca nyaring. Di harapkan mampu melejitkan kecerdasan anak khususnya kemampuan berbahasa, mendegar dan menalar hingga memberikan kontribusi kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi dan kehidupan selanjutnya. guna memotivasi pendidik PAUD dalam meningkatkan kompetensi pendidik PAUD dalam membacakan buku cerita bahasa nasional bagi Anak Usia Dini. Agar perkembangan anak usia dini meningkat melalui bahasa nasional dan meningkatkan kreativitas anak usia dini dalam pengembangan bahasa nasional. Pentingnya mendedeteksi awal kemampuan literasi anak usia dini akan memberikan informasi terkait kesulitan membaca dan menulis bagi anak di TK Intan. Saya melakukan dan melibatkan anak di literasi pra membaca. Anak mampu menceritakan kembali pengalaman anak. Berinteraksi dengan literasi sejak dini akan menyiapkan anak secara matang untuk mengikuti pembelajaran di sekolah formal.
- Pembiasaan Orang Tua Membaca Buku. Kemampuan literasi anak di TK Intan dengan cara bekerja sama guru melalui peranan orang tua membacakan buku untuk anak dirumah. Agar orang tua mempunyai inisiatif serta semua aspek keluarga dalam meningkatkan tradisi membaca untuk menstimulan anak melalui pembiasaan dan membangun tradisi membaca di TK Intan, di rumah, dan lingkungan keluarga yang akan meningkatkan tradisi membaca sejak dini. Selain itu, pembiasaan ini dapat mempererat hubungan emosional antara anak dengan orang tuanya. Kegiatan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu pra membaca, membacakan buku dengan suara nyaring. “Menumbuhkan Tradisi Membaca Anak”.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam kehidupan anak. Keluargalah yang memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan kepribadian anak begitu pula dalam penanaman literasi dini. Literasi dini akan tumbuh dalam diri anak dengan baik jika orang tua mampu menjadi teladan dan contoh langsung dalam kesehariannya serta menjadikan kegiatan literasi sebagai bagian penting dari pribadinya. Dalam menghadapi era digital orang tua pun di tuntut dapat menggunakan teknologi untuk mengenalkan literasi digital di usia dini dalam keluarga yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan anak. Melalui keteladan dalam keluarga, keterlibatan anak dalam kegiatan literasi dan dukungan dari seluruh anggota keluarga akan menjadikan anak mencintai budaya literasi. Agar mengalihkan ke konten positif dan anak yang tumbuh di lingkungan literat akan mengetahui banyak informasi dan mampu membuka cakrawala dunia dan akhirnya akan membawa kemajuan untuk dirinya, keluarga, dan kebermanfaatan di masyarakat kelak.
Hasil survey penilaian kemampuan membaca siswa, PISA mengumumkan di London pada tanggal 6 Desember 2016 menunjukkan bahwa Indonesia berada di urutan ke 64 dari 72 negara tahun 2015. Dari delapan negara yaitu: Brasilia, Peru, Lebanon, Tunisia, Masedonia, Kosowo, Algeria dan Dominika. Sedangkan urutan lima besar terbaik adalah: Singapura, Jepang, Estonia, Taiwan, dan Firlandia. Selain peringkat membaca siswa tersebut, Central Connetcticut State University (2016), juga merilis bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 61 negara. Indonesia hanya unggul dari Botswana di Afrika. Sebaliknya negara-negara Nordic, seperti Firlandia, Norwegia, Eslandia, Denmark, dan Swedia berada pada peringkat lima besar dunia. Di ASEAN Indonesia berada di bawah Thailand (ke-59) dan Malaysia (ke-53).
Sedikit melukai hati, bagaimanapun kita semua tidak dapat menghindar dari informasi yang diterima. Sementara tantangan abad 21 membutuhkan kecakapan yang salah satunya adalah literasi. Sebab literasi adalah bagian dari kehidupan agar dapat menepis informasi bahwa Indonesia berada pada urutan 64, dapat di ubah. Dengan cara semua menunjukkan aksi nyata, bahwa Indonesia bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan buku, salah satunya yaitu membangun tradisi membaca sejak usia dini, melalui orang tua membacakan buku.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Ditjen PAUD dan Dikmas, menyelenggarakan program Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku atau disingkat Gernas Baku.
Gernas Baku ditujukan untuk anak usia dini dalam rangka mendukung pengembangan kemampuan literasi anak sejak usia dini melalui peranan orang tua. Gernas Baku merupakan gerakan untuk mendukung inisiatif dan peran keluarga dalam meningkatkan tradisi membaca anak melalui pembiasaan di rumah, di Satuan PAUD, dan di masyarakat. Melalui Gernas Baku diharapkan dapat terwujud pembiasaan yang baik di lingkungan keluarga yang akan mendorong tumbuhnya tradisi membaca anak sejak dini. Selain itu, kebiasaan ini dapat mempererat hubungan emosional antara anak dengan orang tuanya.
Sasaran Gernas Baku adalah orang tua, warga sekolah dan masyarakat. Gernas Baku dapat dilakukan di berbagai tempat seperti satuan PAUD, rumah dan komunitas.
Kegiatan dilakukan dalam tiga tahapan yaitu pra acara puncak, acara puncak dan pasca acara puncak. Pra acara puncak meliputi bulan sosialisasi Gernas Baku kepada satuan PAUD dan masyarakat, bulan donasi buku untuk mendukung ketersediaan buku pada acara puncak, dan bulan parenting. Bulan parenting dilakukan pada bulan April minimal dilakukan dua kali pertemuan dengan materi buku “Menumbuhkan tradisi Membaca Anak”.
Salam Literasi,
Kak Deni
Founder TBM Deni Rumah Baca