MENJADI TEACHER ZAMAN NOW
“Guru kekinian untuk siswa mileneal”
Pendidikan di Indonesia yang sedang berjalan saat ini pada kenyataannya merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan yang pernah ada sebelumnya, pembenahan serta penataan agar menjadi semakin baik terus dilakukan oleh seluruh elemen yang menggeluti bidang pendidikan. Inovasi dan berbagai terobosan pun merupakan langkah nyata untuk menaikkan rating pendidikan nasional kita di kancah pendidikan dunia internasional, peremajaan kurikulum agar semakin menghasilkan produk pendidikan yang berkualitas menjadi salah satu program utama dari kebijakan menteri pendidikan saat itu yakni Bapak Anies Baswedan.
Bapak Anies Baswedan sering berkata dalam pidatonya sejak sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hingga saat ini sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta, beliau mengatakan bahwa kondisi sekolah saat ini adalah Kelasnya abad 19 – Gurunya abad 20 – Siswanya abad 21. Kondisi sekolah tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi setiap insan pendidikan yang mengabdikan diri sebagai pendidik atau guru baik di sekolah formal maupun informal, baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta, baik di tingkat dasar menengah maupun atas, karena yang dihadapi adalah anak-anak didik yang notabenenya siswa di abad 21 atau yang belakangan ini lebih dikenal dengan sebutan generasi milenial.
Untuk menjawab pernyataan Bapak Anies Baswedan tersebut tentu kunci jawabannya terdapat pada sosok guru, guru harus bisa mendesain kelas agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengasikkan, guru harus bisa memahami karakter peserta didik yang menjadi objek pendidikan nya, tentunya guru harus bisa menginspirasi menggerakkan serta menyenangkan agar proses pendidikan dapat mencapai tujuan nasional pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional serta Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 mengatur khusus tentang guru dan dosen merupakan payung hukum yang harus dipahami serta dimengerti oleh setiap guru yang ada di negeri ini agar tupoksi dan kompetensi guru bisa terarah dengan jelas sesuai jalur semestinya.
Berikut uraian tulisan atas pernyataan Bapak Anies Baswedan yang dipaparkan oleh penulis.
1. Kelasnya Abad 19
- Kondisi kelas di sekolah-sekolah yang ada saat ini pada umumnya merupakan warisan dari kondisi kelas di era kolonial Hindia Belanda, suasana kelas dengan pemandangan meja guru di depan serta adanya papan tulis, sedangkan meja dan kursi siswa menghadap ke arah papan tulis tersebut merupakan desain kelas yang boleh dibilang klasik, desain ini tentu harus diperbaharui lagi seiring dengan generasi yang dididik merupakan generasi mileneal yang harus cepat tanggap, generasi yang tidak boleh gagap teknologi, generasi yang bisa bekerja sama tim dengan baik, generasi yang berinteraksi dengan masyarakat dunia secara luas.
- Oleh karena itu guru harus memiliki keahlian bisa mendesain model denah belajar agar tidak selalu klasik tampilannya serta berkesan modern sesuai dengan zaman generasi milenial saat ini. Banyak sekali model denah belajar yang bisa guru gunakan untuk menunjang pembelajaran di kelas, guru bisa mencontoh beberapa tampilan denah belajar yang modern serta dinilai lebih asik untuk belajar dari berbagai sumber, denah belajar tersebut tentunya memiliki komposisi sesuai dengan materi ajar yang akan guru berikan di kelas tersebut.
- Penulis beberapa kali melakukan eksperimen menggunakan denah belajar yang berbeda posisi dalam materi yang berkaitan dengan diskusi. Bahkan Penulis tidak sungkan untuk mengajak peserta didik lesehan agar suasana menjadi lebih akrab, pada hakikatnya peserta didik sangat senang jika mereka di desain dengan sesuatu yang berbeda. Tentunya perlu sentuhan-sentuhan serta pemahaman terlebih dahulu dari tujuan pembelajaran dengan menggunakan denah belajar tersebut, pada akhirnya kelas yang tadinya berkesan klasik serta monoton bisa diubah hanya dengan menggunakan pembaharuan denah belajar.
2. Gurunya Abad 20
Tidak bisa dipungkiri oleh kita bahwa kondisi guru yang ada saat ini, sebagian besar adalah guru-guru yang terlahir,besar dan terdidik di abad 20, guru-guru yang pernah merasakan era orde baru serta era reformasi yang masih berlanjut hingga hari ini, meskipun kondisinya seperti itu namun guru harus bisa menjawab tantangan dari selisih abad baik terhadap kondisi kelas maupun terhadap kondisi siswa didiknya.
a. Guru harus mampu memahami siswa didiknya
Ketika penulis berdiskusi dengan Prof. Arif Rahman, beliau mengatakan bahwa setiap peserta didik memiliki karakter yang unik, pernyataan ini sangat menarik untuk dibahas karena memang guru tidak boleh memukul rata karakter serta kemampuan peserta didik yang ada karena setiap peserta didik memiliki kekurangan bahkan kelebihan yang keduanya harus diperhatikan secara berimbang. Apalagi setiap peserta didik memiliki gaya belajar berbeda tentu hal ini harus bisa dipahami oleh guru agar proses pembelajaran dapat maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
b. Guru harus melek teknologi dan jeli
Demam gadget adalah sebuah gejala dimana orang tidak bisa lepas dari smartphone karena memang kondisi jaman yang serba berubah terutama dalam kemajuan bidang teknologi, begitupun dengan anak didik saat ini yang kehidupannya tidak bisa terlepas dari hal tersebut dan sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Kondisi seperti ini bisa dimanfaatkan dengan jeli oleh guru untuk terus melek terhadap perkembangan teknologi sebagai sesuatu yang bisa jadi sarana pembelajaran dikelas.
c. Guru harus bisa menghidupkan suasana belajar dan menguasai materi
Pembelajaran yang suasananya hidup tentu sangat menyenangkan, apalagi di tambahkan bumbu-bumbu humor agar belajar lebih seru dan hidup. Hal ini perlu karena humor dapat menstimulus siswa menyukai guru dan pelajaran tersebut, di samping mampu menghidupkan suasana guru juga harus menguasai materi sehingga ketika suasana belajar mulai cair barulah masuk menyentuh materi tersebut.
d. Guru sebagai fasilitator dan sahabat siswa didiknya
Kurikulum yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum 2013 lebih menitikberatkan kepada pembelajaran yang terpusat di siswa serta membentuk karakter siswa melalui pembelajaran yang aktif, peranan guru di sini lebih kepada sebagai fasilitator serta menjadi sahabat siswa ketika siswa menemukan kesulitan kesulitan dalam pembelajaran.
e. Guru harus menginspirasi, menggerakkan serta menyenangkan
Guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi, menggerakan serta menyenangkan, hal ini menjadi indikator bagi siapapun guru yang mengabdikan diri di dunia pendidikan sebab idealnya guru adalah digugu dan ditiru. Guru harus menjadi teladan agar bisa menginspirasi, guru harus energik agar bisa menggerakkan, guru harus luwes untuk mendapat simpatik dari peserta didik bahwa guru itu menyenangkan.
f. Guru harus berani mengupgrade dirinya dan model pembelajarannya
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 pasal 8 dan 9 mengatakan bahwa kualifikasi akademik seorang guru harus berpendidikan minimal S1, bahasan terakhir tentang guru yaitu keberanian guru untuk terus mengupgrade dirinya baik melalui kegiatan diklat, seminar maupun penambahan soft skill lainnya yang dinilai mampu meningkatkan semangat perubahan ketika melaksanakan tupoksinya.
Bila ada kesempatan bukan hal yang tidak mungkin untuk seorang guru melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi yakni kuliah kembali agar meraih S2, ini sangatlah perlu mengingat kualitas pendidikan di Indonesia ditentukan juga oleh kualitas gurunya. Model pembelajaran pun tak luput dari yang harus di upgrade oleh guru agar kesannya pembelajaran tidak klasik menggunakan metode ceramah melulu atau pembelajaran yang terpusat hanya di guru. Banyak sekali model pembelajaran yang bisa diterapkan di dalam kelas ketika proses pembelajaran.semakin sering guru menggunakan model pembelajaran yang berbeda maka semakin asyik siswa melakukan pembelajaran di dalam kelas.
3. Siswanya Abad 21
“Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, sungguh mereka akan menghadapi masa depan yang berbeda dengan zamanmu. (Ali bin Abi Thalib)” , ungkapan salah seorang sahabat Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bisa dijadikan sebuah rujukan tentang kondisi anak didik di zaman ini. Kondisi anak-anak didik saat ini adalah kondisi dimana mereka harus bergerak lebih cepat, berpikir dengan cepat apalagi di dukung oleh pesatnya teknologi.
Anak didik saat ini tidak bisa dipisahkan dari smartphone gadget maupun alat komunikasi dan teknologi lainnya, hal ini tentu sesuai dengan kondisi zaman saat ini yang lebih mengedepankan teknologi, sepatutnya teknologi bisa dijadikan sebagai alat pembelajaran bagi guru yang jeli melihat kenyataan saat ini.
Sudah bisa dibayangkan di masa yang akan datang bahwa kehidupan serba modern bahkan serba digital, tentunya penguasaan teknologi menjadi salah satu modal anak didik kita saat ini untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Tetapi tetap modal utama mereka adalah karakter yang sesuai dengan agama dan budaya ketimuran kita.
Keteladanan juga merupakan skill yang harus dimiliki oleh anak didik kita kelak, karena anak didik kita saat ini adalah pemimpin negeri dimasa yang akan datang. Sudah selayaknya guru mereformasi diri dan tampilan agar bisa jadi teladan serta bisa menjadi figur yang pas bagi passion maupun fashion yang nyata bagi siswa didiknya.
Kesimpulan
- Pendidikan di Indonesia pada hakikatnya bermuara pada peran besar sang guru, sosok yang menjadi teladan langsung para siswa didiknya karena setiap hari dilihat dan dinilai dari penampilan, tutur kata bahkan sikap yang memang sesuai dengan istilah dahulu bahwa guru itu digugu dan ditiru. Rasanya benar jika siswa sering meniru sosok guru idolanya dari segala yang dilihatnya, bahkan sering kali ada siswa yang pandai menirukan seluruh perilaku gurunya yang merupakan cerminan nyata.
- Pendidikan di Indonesia pada prinsipnya merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, namun peranan penting dalam prosesnya agar bisa berjalan maksimal terdapat pada sosok guru. Gurulah kunci dari kemajuan pendidikan Indonesia, jadilah guru yang profesional, sebab guru yang profesional adalah guru yang dirindukan kehadirannya di dalam kelas, dan dari dalam kelaslah kelak akan terlahir para pemimpin hebat yang siap berkontribusi memajukan Indonesia dipentas dunia.
Selamat Hari Guru Nasional 2018
Teruslah menjadi teladan bagi generasi Indonesia, karena satu teladan jauh lebih bermakna dari seribu arahan. Majulah Pendidikan Indonesia
Salam Literasi,
Hadi Hadede
Guru SMAI Al-Azhar Kelapa Gading
Norma
November 25, 2018 at 5:38 pm
Setiap guru mempunyai peranan penting dalam kehidupan seorang murid, bahkan walaupun hanya satu kali nasihat yang di berikan seorang guru akan selalu di ingat oleh muridnya sampai seumur hidup.. selamat hari guru pak,
Semoga bapak menjadi panutan semua murid..
Hadi Hadede
Juli 23, 2022 at 10:29 pm
Terima kasih Norma